PENGENALAN DAN PEMELIHARAAN ALAT
LABORATORIUM
Kelompok I/
OFF-A/PENDIDIKAN BIOLOGI
1.
Ahmad
Kamal S.
2.
Aprindita
A.R.
3.
Ayu
Maitreya Ch.
4.
Dinar
Ajeng N.A.
5.
Evi
Kusumawati
FAKULTAS
MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
September 2014
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah biologi tentang Pengenalan dan Pemeliharaan Alat Laboratorium.
Makalah ilmiah biologi tentang Pengenalan dan
Pemeliharaan Alat Laboratorium ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah biologi ini.
Akhirnya penyusun hanya mengharapkan semoga dari
makalah ilmiah biologi tentang Pengenalan
dan Pemeliharaan Alat Laboratorium ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Malang, 28 Agustus 2014
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
COVER................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3.Tujuan Penulisan........................................................................ 2
1.4.Manfaat Penulisan..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Karakteristik Bahan Dasar Alat Laboratorium...................... 3
2.2. Macam Alat Laboratorium....................................................... 5
2.3.
Perawatan Dan Pemeliharaan Alat.......................................... 18
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................ 20
3.2. Saran.......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 21
LAMPIRAN........................................................................................... 22
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Pengenalan
alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan atau penelitian
. Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari
alat tersebut serta cara pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan
digunakan dalam percobaan atau penelitian yang dilakukan. Dan dengan
kita mengetahui akan fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang akan digunakan
dapat memperlancar jalannya suatu percobaan atau penelitian. Sehingga dengan berbekal
pengetahuan pemahaman akan fungsi dan cara kerja dari alat yang digunakan kita
dapat memperoleh hasil suatu percobaan atau penelitian yang maksimal.
Selain
pengetahuan pemahaman akan alat, kita juga dituntut untuk terampil dalam
alat-alat yang kita gunakan. Hal tersebut harus dibarengi dengan ketelitian
dalam melakukan suatu percobaan ataupun penelitian sehingga didapatkan hasil
yang maksimal.
Dengan
pengenalan alat-alat laboratorium. Kita dapat mengetahui berbagai macam alat
yang terdapat di Laboratorium. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko
kesalahan kerja pada saat melakukan berbagai macam percobaan. Alat-alat
laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda. Setiap pengguna
harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat laboratorium
tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang berbahaya.
2.
Rumusan
Masalah
ü Bagaimana
karakteristik bahan alat-alat laboratorium?
ü Apa
sajakah macam alat dan fungsi alat laboratorium?
ü Bagaimana cara merawat dan memelihara
alat-alat laboratorium?
3.
Tujuan
Penulisan
ü Praktikan
mengetahui nama alat-alat yang ada di laboraturium.
ü Praktikan
mengetahui fungsi pada setiap alat yang digunakan.
ü Praktikan
mampu menggunakan alat-alat sesuai dengan kegunaan dan fungsi.
ü Praktikan
mengetahui cara yang benar dalam proses sterilisasi alat laboratorium.
4.
Manfaat
Penulisan
Manfaat
dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui, memahami, dan mampu
menggunakan alat-alat di laboratorium serta dapat melakukan proses sterilisasi
yang baik dan benar baik terhadap bahan atau peralatan praktikum agar dapat
menjadi dasar untuk menunjang praktikum selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Karakteristik
Bahan Dasar Alat-alat Laboratorium
Pada Bab ini akan dibahas mengenai peralatan
laboratorium yang dibuat dari bahan gelas, porselein dan plastik. Bahan gelas
mempunyai karakteristik khusus misalnya tahan panas, yang ditandai dengan Pyrex,
tanda dagang (trade mark) suatu perusahaan pembuat alat-alat gelas. Selain itu
bahan gelas seperti borosilikat dan soda lime merupakan bahan gelas yang
mempunyai karakteristik tertentu. Gelas borosilakat mempunyai sifat tahan
terhadap kenaikan suhu yang mendadak. Gelas soda lime dapat dipanasi
pada api Bunsen tanpa menjadi kusam. Kedua macam bahan gelas tadi memiliki
sifat tahan senyawa kimia, borosilikat sedikit kurang tahan terhadap senyawa
alkali tetapi lebih tahan terhadap senyawa asam daripada bahan soda lime.
Data bahan penyususn dan komposisi borosilakat dan soda
lime dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Penyusun bahan gelas borosilikat dan soda
lime
Penyusun
|
Komposisi
|
|
Borosilikat
|
Soda lime
|
|
Silika
Borak oksida
Natrium oksida
Aluminiumoksida
Kalsium oksida
Magnesium oksida
Barium oksida
Kalium oksida
|
80,6 %
12,6 %
4,15 %
2,2 %
0,1 %
0,05 %
5 ppm
----
|
71 %
----
15 %
2,2 %
5,7 %
2,9 %
1,7 %
1,2 %
|
Sumber :
Griffin, Science and Education Catalogue, 1980/1982
Porselin sebagai bahan pembuat alat laboratorium
mempunyai keunggulan tahan (resistant) terhadap suhu tinggi. Pada
permukaan alat terbuat dari poselen biasanya diupam (glazir), sehingga
bahan porselin tidak tembus sinar. Selain bahan porselin, masih ada lagi bahan
alat laboratorium yang terbuat dari plastik. Plastik dapat dikelompokan menjadi
beberapa kelompok tergantung dari bahan penyusunnya. Coba perhatikan alat
laboratorium, misalnya corong, botol kimia, atau gelas kimia. Alat-alat tadi
dapat bersifat keras atau lentur, atau tembus sinar (translucent),
tembus pandang (transparent) atau tidak tembuas sinar (opaque).
Hal tersebut disebabkan karena bahannya berbeda. Bahan penyususn plastik dapat
berupa Polythene, Polypropylene, PVC (polyvinyl chlorida), dan Styrene.
Karakteristika dari bahan-bahan tersebut dapat dilihat
pada Tabel I.2. berikut.
Tabel 1.2. Karakteristika bahan plastik
Sumber: Modifikasi dari Philip
Harris, Science Education Equipment & Materials, 1997.
Alat-alat laboratorium logam terbuat dari bahan besi
atau kuningan. Khusus bahan besi yang digunakan biasanya terbuat dari besi cor.
Selain itu alat laboratorium terbuat dari besi ada yang dilapisi dengan nikel
atau krom agar tidak cepat berkarat. Selain itu terdapat alat yang bahannya
terbuat lebih dari satu bahan, misalnya besi dan porselin.
Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum,
karena tidak mungkin semua fungsi diutarakan, dalam melakukan kegiatan di
laboratorium. Untuk memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium, penulisan
alat-alat diurut sesuai dengan abjad. Agar supaya alat-alat laboratorium dapat
digunakan dalam waktu relatif lama dan dalam keadaan baik, perlu pemeliharan
dan penyimpanan yang memadai.
2. Macam Alat Laboratorium
2.1.Alat-alat Berbahan Gelas, Porselen, dan Plastik
a.
Gelas Ukur
Biasanya
terbuat dari tipe boroksilikat. Bentuk beaker glass memiliki beberapa tipe,
tinggi dan pendek. Mempunyai kapasitas ukuran volume dari 5 – 6000 mL.
Prinsip
kerja : Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk
mengukur larutan secara tidak teliti.
Fungsi
:
·
Sebagai tempat melarutkan zat.
·
Tempat memanaskan.
·
Menguapkan larutan / air.
K3
:
·
Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker
gelas dari kompor listrik.
·
Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air
saat menuangkan larutan asam dengan konsentrasi tinggi.
b. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
Terbuat dari jenis
gelas boroksilikat, labu erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa
tutup. Tutup labu dan mulut labur erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu
erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran volume dari 25 – 2000 mL.
Prinsip
kerja : labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran
reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah
biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.
Fungsi
:
·
Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan
untuk titrasi dengan pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat
destilasi dan sebagainya.
·
Labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan
untuk titrasi dengan pengocokkan lemah hingga sedang.
K3
: Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor
listrik.
c. Tabung Reaksi (Test Tube)
Tabung reaksi umumnya
terbuat dari berbagai macam jenis gelas antara lain ; Boroksilikat, Soda,
Fiolax dan Supermax. Soda Glass tidak tahan pemanasan, Fiolax Glass tidak peka
terhadap perubahan panas dan pemanasan setempat. Tabung reaksi yang terbuat
dari Fiolax dan Soda glass umumnya berdinding tipis, sedangkan tabung reaksi
yang terbuat dari Boroksilikat dan Supermax tahan pemanasan. Ukuran tabung
reaksi ditetapkan berdasarkan atas diameter mulut tabung bagian dalam dan
panjang tabung, diameter antara 70 – 200 mm.
Prinsip
Kerja : Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan
untuk meletakkan sampel (darah).
Fungsi
:
·
Mereaksikan larutan.
·
Untuk memanaskan sampel atau cairan.
K3:
·
Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan
ukuran tabungnya agar tidak jatuh.
·
Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan
pemanasan.
d. Labu Ukur (Volumetrik Flask)
Terbuat dari jenis
gelas boroksilikat, mempunyai mulut labu dengan ukuran standar yang dilengkapi
dengan tutpnya. Tutup labu dapat terbuat dari gelas asah atau teflon. Labu ukur
mempunyai kapasitas volume 5 – 2000 mL.
Prinsip
kerja : Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan
untuk mengukur larutan secara teliti.
Fungsi
: Digunakan untuk mencampurkan larutan.
K3
:
·
Tidak boleh dipanaskan.
·
Gunakan kedua tangan saat mencampurkan
larutan.
e. Gelas Ukur (Measuring Cylinders)
Gelas ukur berbentuk
silinder, terbuat dari jenis gelas boroksilikat. Kapasitas volume gelas ukur 5
– 2000 mL.
Prinsip
Kerja : Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam
perhitungan.
Fungsi
:
·
Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam
asam pencuci
·
Gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah
digunakan untuk melarutkan zat hingga volume tertentu.
K3
: perhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai larutannya
mengalir pada tepi gelas ukur.
f.
Buret (Burettes)
Buret berbentuk
silinder, terbuat dari jenis gelas soda, boroksilikat, amber. Bentuk buret
dibedakan dengan ujung kran lurus (Burettes with straight stopcock) dan buret
dengan keran bengkok (Burettes with lateral stopcock). Mempunyai kapasitas 1 –
100 mL dengan pembagian skala 0,01 – 0,2 m.
Prinsip
Kerja : Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan.
Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah kran
karena menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi.
Fungsi
: Memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume larutan yang
diketahui dengan teliti pada proses titrasi.
K3
:
·
Letakkan pada keranjang plastik.
·
Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk
memudahkan putaran kran buret dan mencegah kebocoran.
g. Corong (Funnels)
Terbuat dari jenis
boroksiliat atau plastic. Corong mempunyai garis tengah 35 – 300 mm dan ada
yang mempunyai tangkai corong panjang, sedang dan pendek.
Prinsip
Kerja : membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran
mulut kecil.
Fungsi
: digunakan untuk menyaring zat cair atau sampel padat.
K3
: saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuhan
dengan mulut wadah usahakan menjauh sedikit.
h. Pipet Volume
(Volumentric Pipettes)
Pipet terbuat dari
gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,5 – 100 mL.
Prinsip
Kerja : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau
seksama.
Fungsi
: memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti.
K3
:
·
Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan
sisa larutan yang tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau
menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
·
Menggunakan ball pipet saat memipet larutan
berbahaya dan beracun.
·
Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui
mulut usahakan pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang
masuk saat memipet.
i.
Pipet Ukur (Graduated Pipettes)
Pipet ukur terbuat
dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,01 – 50 mL dilengkapi
dengan pembagian skala pada dinding pipet 0,001 – 0,5 mL.
Prinsip
Kerja : memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam
perhitungan pada penetapan kadar.
Fungsi
: digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah
volume secara tidak teliti.
K3
:
·
Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan
sisa larutan yang tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau
menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
·
Menggunakan ball pipet saat memipet larutan
berbahaya dan beracun.
·
Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui
mulut usahakan pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang
masuk saat memipet.
j.
Desikator
(Desiccators)
Desikator terbuat dari
gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe gelas jenis atau amber. Di
dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari porselin yang
digunakan untuk meletakkan alat – alat gelas. Di bawah piringan porselin
terdapat bahan pengering yang umumnya terbuat dari ; silikagel, asam sulfat
pekat, fofor pentaoksida, kalsium oksida dan sebagainya. Pengering silikagel
biasanya diberi indicator warna biru yang keriing dan jika telah mengikat uap
air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang telah jenuh dengan uap air
dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu 100o.
Tutup desikator pada bagian permukaan harus diberi bahan pelican missal :
silicon grease, agar dapat tertutup lebih rapat.
Prinsip
kerja : Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.
Fungsi
:
·
Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat
gelas (misalnya ; krus porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan akan
ditimbang.
·
Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau
bahan yang harus diliindungi terhadap pengaruh kelembapan udara.
K3
: Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk
membukanya, tangan pertama digunakan sebagai penahan desikator dan tangan yang
lain digunakan untuk mendorong tutup desikator. Jika desikator dihampa
udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu agar tekanan udara
di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan untuk membukanya.
k. Batang Pengaduk (Strirring Rod)
Terbuat dari gelas,
polietilen atau logam yang dibungkus dengan polietilen. Batang pengaduuk
mempunyai panjang sesuai dengan keperluan. Batang pengaduk umumnya bergaris
tengah 2 – 4 mm dan mempunyai panjang yang bervariasi 6 – 30 cm.
Prinsip
Kerja : Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
Fungsi
:
·
Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi
yang umumnya berada pada gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi.
·
Digunakan pula sebagai alat bantu untuk
memindahkan cairan dari suatu bejana ke bejana lain.
K3
: dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan
tidak terpecik dan wadah tidak pecah.
l.
Gelas Arloji (Watch Glasses)
Terbuat dari gelas
boroksilat, mempunyai diameter yang bervariasi antara 30 – 200 mm.
Prinsip
Kerja : wadah penimbangan zat padat
Fungsi
: wadah menimbang zat padat dan untuk menutup labu pada proses
pemanasan.
K3
: berhati – hati saat menempatkan wadah
m. Corong Pisah
(Separatory Funnels)
Terbuat dari gelas
boroksilat, tidak berwarna dan amber. Berbentuk kerucut (buah per) bulaat dan
silinder, dilengkapi dengan kran dan tutup yang terbuat dari bahan gelas asah
atau teflon. Mempunyai kapasitas 50 – 2000 mL. Corong pisah mempunyai tangkai
bermacam – macam ada yang bertangkai pendek, panjang dilengkapi dengan
penyambung gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur tetesan.
Prinsip
Kerja : mengekstraksi zat cair dengan zat cair.
Fungsi
: digunakan untuk ektraksi zat, dapat pula mengatur aliran zat
cair pada proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lainnya.
K3
:
·
Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup
dan kran corong pisah sudah tepat dan tidak bocor.
·
Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan
dengan cara memegang bagian atas berikut tutupnya dengan tangan kanan dan
tangan kiri memegang tangkai corong berikut kerannya.
n. Corong Buchner
(Buchner Funnels)
Corong Buchner dari
porselin atau gelas boroksilikat. Corong penggunaannya dibantu dengan labu
hisap yang dihubungkan dengan pompa hisap / vakum. Diameter corong Buchner 26 –
380 mm. Corong mempunyai dasar yang berpori kasar dan jika akan digunakan harus
diletakkan kertas saring yang mempunyai diameter sama dengan corong atau
lempeng berpori.
Prinsip
Kerja: Menyaring bahan kasar dengan cairan penyaring atau pelarut.
Fungsi
: digunakan untuk menyaring dengan cepat terutama jika digunakan
pelarut yang mudah menguap.
K3
:
·
Memperhatikan kedudukan tangkai corong dengan
arah hisapan pompa agar diatur sedemikian rupa sehingga cairan yang keluar dari
corong tidak terhisap oleh pompa.
·
Saat menghentikan penghisapan, terlebih dahulu
lepaskan hubungan alat gelasnya agar tidak berhubungan dengan udara, sehingga
tidak terjadi tekanan yang berbalik.
o. Krus (Crucible)
Krus dapat dipanaskan
hingga suhu tinggi dalam tanur (Muffle Furnance) 1900o. Krus
mempunyai kapasitas 2 – 250 mL. Mempunyai bentuk tinggi atau pendek , krus
dilengkapi denan tutup. Krus terbuat bahan Porselin, Platina, tanah liat yang
dibakar, campuran Platina-Tembaga, Baja tahan karat, Nikel, Graphite.
Prinsip
Kerja : praktikum analisis laboratorium sehari – hari untuk pengabuan
zat pada analisis gravimetri.
Fungsi
: umumnya digunakan untuk membakar / mengarangkan / mengabungkan
zat pada analisis gravimetri.
K3
:
·
Sebelum digunakan, krus di cuci dan di rendam
dengan asam pencuci.
·
Untuk mengambil, memasukkan, memindahkan krus
dari tanur menggunakan tang krus tangkai panjang dan pendek.
p. Kondensor (Condensers)
Kondensor mempunyai
bentuk panjang yang berbeda – beda sesuai dengan kegunaan masing – masing.
Kondensor terbuat dari gelas boroksilat , umumnya dapat dirangkai dengan alat
gelas lain untuk berbagai keperluan.
Prinsip
Kerja :zat
dipanaskan, kemudian uap panas akan naik lalu dialirkalah air dinginmelalui
selang sehingga uap panas tadi tidak lepas ke udara tetapi kembali mengembun
dan jatuh lagi ke bawah. Pada prinsip kerja kondensor, volume dari larutan yang
dipanaskan akankonstan karena tidak ada uap yang lepas ke udara.
Fungsi
: digunakan intuk menggembungkan atau mendinginkan uap yang
terjadi pada proses reaksi, sintesa, atau pada sistem destilasi, ekstraksi,
saponifikasi, esterifikasi, metilasi dan sebagainya.
K3
:Pada
saat melakukan destilasi, kita harus memperhatikan suhunya. Apabila terlalu tinggi maka akan menyebabkan endapan yang
seharusnya didapat akan gosong dantidsak dapat dilanjutkan prosesnya ke
rekristalisasi.
q. Cawan Porselin (Dishes Porcelin)
Cawan porselin
mempunyai kapasitas 4 – 2900 mL. Sebagian cawan petri tidak tahan pada suhu di
atas 300o.
Fungsi
: untuk menguapkan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi
(oven, di atas tangas air, uap, pasir dan sebagainya).
K3
: memperhatikan suhu saat menguapkan cairan.
r.
Botol Pereaksi
(Reagent Bottles)
Botol pereaksi terbuat
dari boroksilikat, atau gelas soda, ada yang jernih-transparan dan amber. Botol
mempunyai mulut atau leher lebar dan normal dengan kapasitas 50 – 10.000 mL
dilengkapi dengan tutup yang terbuat dari kaca asah.
Fungsi
: menyimpan larutan, khusus untuk penyimpanan asam yang berasap
botol dilengkapi dengan penutup bahan atau kap asam.
K3
:
·
Khusus untuk larutan asam, botol pereaksi
diletakkan pada lemari asam.
·
Pasang tutup botol agar larutan tidak
bercampur dengan udara.
s. Botol Penetes
(Dropping Bottles)
Terbuat dari gelas
boroksilikat , ada yang jernih-transparan dan amber. Kapasitas 30 – 250 mL
dilengkapi dengan tutup yang mempunyai tempat mengalirkan cairan / meneteskan
cairan atau tutup yang dilengkapi dengan pipet.
Prinsip
Kerja : menyimpan dan meneteskan cairan.
Fungsi
: digunakan untuk menyimpan cairan indikator, cairan pewarnaan
dan sebagainya.
K3
: saat mengangkat pipet dalam botol, harus hati – hati jika tidak
maka cairan akan berceceran.
t.
Cawan Petri
Cawan Petri atau
telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik
atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan,
yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan
tutupnya.
Fungsi
: digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk
mengkultur bakteri,khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat
dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.\
K3
: menutup cawan petri setelah memasukkan biakan bakteri agar
tidak terkontaminasi dengan udara.
u. Pipet Tetes (Dropping Pipettes)
Pipet tanpa skala,
mempunyai bentuk pendek atau panjang dan dilengkapi dengan karet penghisapnya.
Prinsip
Kerja : menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.
Fungsi
: memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya
K3
: setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang
dipindahkan tidak menetes dan luruskan kembali pipet saat akan memindahkannya
pada wadah lainnya.
v. Botol Timbang (Wlighting Bottles)
Botol timbang terbuat
dari jenis gelas boroksilikat, dilengkapi dengan tutup asah. Botol timbang
mempunyai tipe bentuk tinggi dan pendek. Kapasitas botol timbang mulai 15 – 80
mL.
Fungsi
:
·
Digunakan di dalam menentukan kadar air suatu
bahan.
·
Selain itu digunakan untuk menyimpan bahan
yang akan ditimbang terutama untuk bahan cair.
w. Labu iodium (Iodium
Determination Flask)
Labu iodium atau
disebut juga sebagai labu iod merupakan salah satu alat gelas laboratorium yang
terbuat dari kuarsa/silikat oksida, boron oksida, aluminium oksida dan natrium
oksida. Labu iodium mirip labu Erlenmeyer bertutup asah dan pada mulut labu
dilengkapi oleh suatu piringan kaca yang digunakan untuk menempatkan
cairan/larutan atau air yang berguna untuk mengikat uap iodium hasil reaksi.
Labu iodium mempunyai kapasitas ukuran 100 sampai 500.
Prinsip
Kerja : memasukkan sampel dalam labu iodium dan tutup dengan rapat,
jangan sampai ada gelembung udara di dalamnya.
Fungsi
: adapun kegunaan labu iodium adalah untuk mereaksikan zat yang
biasanya menghasilkan iodium.
K3
:
·
Pecahnya labu yang dpat diatasi dengan
mengganti yang baru.
·
Retaknya labu yang dapat diperbaiki dengan
lem.
·
Apabila tutup labu kurang rapat ketika sedang
digunakan dalam mereaksikan, maka aroma iodium yang menyenngat akan terhirup
dan akan mengganggu kerja sehingga tutp labu harus ditutup rapat.
x. Labu Kjeldahl
(Kjeldahl Flasks)
Terbuat dari gelas
boroksilikat, dengan kapasitas 50 – 1000 mL.
Prinsip
Kerja : posisi labu harus miring dengan mulut menyandar pada penampung
uap asam.
Fungsi
: digunakan untuk destruksi atau digesti protein dan dapat pula
digunakan sebagai labu destilasi pada hasil destruksi protein.
K3
: saat memasangkan labu pada mulut penampung uap harus rapat agar
uap asam tidak menyebar saat melakukan proses destruksi.
y. Bunsen
Pemanas yang bentuknya
seperti tabung yang berisi bahan bakar dan memiliki sumbu yang dapat
menghasilkan api. Bahan bakarnya macam-macam, ada yang dari alcohol, spiritus,
dan minyak gas..
Fungsi
: fungsinya untuk menciptakan suasana steril
z. Botol Semprot
Botol semprot atau
juga sering disebut botol pencuci adalah berupa botol tinggi bertutup yang
terbuat dari plastik. Jadi anda tidak perlu takut menggunakannya karena tidak
terbuat dari gelas dan akan terhindar dari pecah atau retakAlat ini sangat
diperlukan dilaboraturium manapun. Walaupun alat ini sangat sederhana tapi
sangat berguna.
Prinsip
Kerja : menekan badan botol sampai airnya keluar.
Fungsi
: Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades juga digunakan untuk
membersikan dinding bejana dan sisa-sisa endapan, mengeluarkan air atau cairan
dalam jumlah terbatas, untuk membilas peralatan kimia lain atau proses
pengenceran dalam suatu wadah misal labu ukur, erlenmeyer,dsb.
aa. Rak Tabung
Dari kayu keras , 6
lubang dalam dua baris (total 12 lubang) berdiameter sekitar 18 mm. Pada bagian
dasar terdapat lekukan sehingga tabung stabil ditempatkan.
Prinsip
Kerja : tabung reaksi dimasukkan dalam lubang tabung sesuai ukurannya.
Fungsi
: digunakan untuk menempatkan tabung reaksi sesuai ukuran tabung.
K3
: membawa rak tabung harus hati – hati, apabila jatuh maka tabung
yang berada pada rak tabung juga akan jatuh.
bb. Penjepit Tabung
Penjepit tabung reaksi
berbentuk rahang: persegi. Pegas : dipoles nikel dengan diameter: 10 -25 mm
Prinsip
Kerja : tekan penekan pada penjepit kemudian jepitkan pada tabung reaksi
Fungsi
: Alat Lab ini digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat
dipanaskan.
K3
: apabila alat ini longgar atau penjepit lepasan,segera perbaiki
alat ini dan dapat digunakan lagi.
cc. Penghisap
Pipet (Pipet Filler)
Terbuat dari bola karet kenyal
dengan 3 knop. Bola karet tidak mudah lembek.
Fungsi
: Untuk menghisap larutan yang akan diukur.
2.2.Alat-alat Berbahan Logam
a.
Rak Untuk tempat Tabung Reaksi
Fungsi : Digunakan sebagai
tempat meletakkan tabung reaksi.
b.
Kawat Kasa
Fungsi : digunakan untuk alas saat memanaskan alat gelas
dengan alat pemanas/kompor listrik.
c.
Penjepit
Fungsi : Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau
benda lain pada kondisi
panas.
d.
Spatula
Fungsi
: digunakan untuk alat Bantu mengambil
bahan padat atau Kristal
e.
Statif dan klem
Fungsi : Sebagai penjepit misalnya: Untuk menjepit
soklet pada proses ekstraksi, Menjepit buret dalam proses titrasi,untuk
menjepit kondensor pada proses destilasi.
f.
Kaki tiga
Fungsi : untuk menaruh krusibel saat akan dipanaskan
langsung di atas api.
g.
Tang
Fungsi : untuk menjepit tabung atau
gelas piala
h. Autoclave
Fungsi : alat utk mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yg digunakan dlm mikrobiologi
menggunakan uap air panas bertekanan.
3.
Perawatan dan Pemeliharaan Alat Laboratorium
ü Alat gelas dibersihkan dengan sabun detergen dengan menggunakan sikat yang sesuai. (dapat dilihat di
bawah).
Gambar 3.1.
ü Alat gelas yang telah bersih terlihat jika seluruh alat menjadi basah. Bila belum bersih tampak kumpulan air (titik-titik air)
pada permukaan alat. Alat
gelas yang telah bersih perlu dikeringkan
terlebih dahulu pada
rak pengering sbb:
Gambar 3.1.
ü
Minyak atau kerak dapat dihilangkan
dengan cara merendam
selama satu malam dalam: Asam sulfat (pekat) + Kalium dikromat (3 % aq) 1bagian
: 9 bagian setelah itu cuci dengan air
mengalir.
ü
Alat plastik bersihkan menggunakan
spons agar tidak tergores.
ü
Alat logam dapat dicuci dengan sabun dan kemudian dikeringkan sebelum disimpan.
3.1.Penyimpanan
ü
Alat gelas dipisahkan dengan alat
logam
ü
gelas seperti tabung reaksi, pipet,
dan pipa buret dapat ditempatkan pada rak khusus.
ü
dibersihkan dengan air, kemudian dikeringkan
dan biarkan pada suhu ruangan, baru masukkan pada tempatnya untuk disimpan.
ü
Alat logam misalnya statif, batang
statif tidak perlu dilepas dari dasar statif, dan diletakkan di atas meja.
ü
Alat logam yang sejenis disimpan pada
tempat yang sama dan usahakan agar tetap dalam keadaan kering
Gambar
3.3(a:rak pipet, b:rak tabung reaksi, c:rak buret)
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Pada
umumnya alat-alat yang ada di laboraturium menggunakan gelas (kaca) diantaranya
memiliki sifat bening, tahan terhadap zat korosif, tahan panas dan keras tetapi
rapuh , logam, plastik, porselen. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
laboraturium pada umumnya memiliki sifat mudah terbakar, memiliki sifat
pengoksidasi, mudah meledak, beracun, dan sebagainya.
1.
Saran
Saran yang
dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga kebersihan diri, alat dan
ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Ketika
percobaan berlangsung praktikan harus bisa menjaga keselamatan kelompok, jangan
egois, serta sesama praktikan tidak boleh bercanda ketika percobaan sedang
berlngsung.
DAFTAR PUSTAKA
ü Wirjosoemarto.K, dkk. 2004. Teknik Laboratorium. IMSTEP : Jica
ü Anonim.
2009. http://www.scribd.com/doc/77753245/27603070-Lap-1-Mikrobiologi-Pen-Gen-Alan-Alat-LAb
ü Anonim.
2012. http://terbarudidunia.blogspot.com/2012/06/mikroskop-cara-menggunakan-mikroskop.html
LAMPIRAN
Gambar: gelas beaker, labu
Erlenmeyer, tabung reaksi, labu ukur
Gambar : gelas ukur, buret,
desikator, kondensor
Gambar : cawan porselin, botol
pereaksi, botol penetes, corong pisah
Gambar : pipet tetes,pipet
penghisap, mortar & stempler
Tidak ada komentar:
Posting Komentar