Senin, 06 Oktober 2014



 PENGENALAN DAN PEMELIHARAAN ALAT LABORATORIUM


Kelompok I/ OFF-A/PENDIDIKAN BIOLOGI
1.      Ahmad Kamal S.
2.      Aprindita A.R.
3.      Ayu Maitreya Ch.
4.      Dinar Ajeng N.A.
5.      Evi Kusumawati





FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
September  2014






KATA PENGANTAR




Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi tentang Pengenalan dan Pemeliharaan Alat Laboratorium.
Makalah ilmiah biologi tentang Pengenalan dan Pemeliharaan Alat Laboratorium ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah biologi ini.
Akhirnya penyusun hanya mengharapkan semoga dari makalah ilmiah biologi tentang Pengenalan dan Pemeliharaan Alat Laboratorium ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Malang, 28 Agustus 2014

Penyusun







DAFTAR PUSTAKA


COVER................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3.Tujuan Penulisan........................................................................ 2
1.4.Manfaat Penulisan..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Karakteristik Bahan Dasar Alat Laboratorium...................... 3
2.2. Macam Alat Laboratorium....................................................... 5
2.3. Perawatan Dan Pemeliharaan Alat.......................................... 18
BAB III PENUTUP
      3.1. Kesimpulan................................................................................ 20
      3.2. Saran.......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 21
LAMPIRAN........................................................................................... 22



BAB I
PENDAHULUAN



1.      Latar Belakang

Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan atau penelitian . Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian yang dilakukan.  Dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu percobaan atau penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman akan fungsi dan cara kerja dari alat yang digunakan kita dapat memperoleh hasil suatu percobaan atau penelitian yang maksimal.
Selain pengetahuan pemahaman akan alat, kita juga dituntut untuk terampil dalam alat-alat yang kita gunakan. Hal tersebut harus dibarengi dengan ketelitian dalam melakukan suatu percobaan ataupun penelitian sehingga didapatkan hasil yang maksimal. 
Dengan pengenalan alat-alat laboratorium. Kita dapat mengetahui berbagai macam alat yang terdapat di Laboratorium. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan berbagai macam percobaan. Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda. Setiap pengguna harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat laboratorium tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang berbahaya.

2.      Rumusan Masalah

ü  Bagaimana karakteristik bahan alat-alat laboratorium?
ü  Apa sajakah macam alat dan fungsi alat laboratorium?
ü   Bagaimana cara merawat dan memelihara alat-alat laboratorium?
3.      Tujuan Penulisan

ü  Praktikan mengetahui nama alat-alat yang ada di laboraturium.
ü  Praktikan mengetahui fungsi pada setiap alat yang digunakan.
ü  Praktikan mampu menggunakan alat-alat sesuai dengan kegunaan dan fungsi.
ü  Praktikan mengetahui cara yang benar dalam proses sterilisasi alat laboratorium.


4.      Manfaat Penulisan

Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui, memahami, dan mampu menggunakan alat-alat di laboratorium serta dapat melakukan proses sterilisasi yang baik dan benar baik terhadap bahan atau peralatan praktikum agar dapat menjadi dasar untuk menunjang praktikum selanjutnya.














BAB II
PEMBAHASAN


1.      Karakteristik Bahan Dasar Alat-alat Laboratorium
Pada Bab ini akan dibahas mengenai peralatan laboratorium yang dibuat dari bahan gelas, porselein dan plastik. Bahan gelas mempunyai karakteristik khusus misalnya tahan panas, yang ditandai dengan Pyrex, tanda dagang (trade mark) suatu perusahaan pembuat alat-alat gelas. Selain itu bahan gelas seperti borosilikat dan soda lime merupakan bahan gelas yang mempunyai karakteristik tertentu. Gelas borosilakat mempunyai sifat tahan terhadap kenaikan suhu yang mendadak. Gelas soda lime dapat dipanasi pada api Bunsen tanpa menjadi kusam. Kedua macam bahan gelas tadi memiliki sifat tahan senyawa kimia, borosilikat sedikit kurang tahan terhadap senyawa alkali tetapi lebih tahan terhadap senyawa asam daripada bahan soda lime.
Data bahan penyususn dan komposisi borosilakat dan soda lime dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Penyusun bahan gelas borosilikat dan soda lime

Penyusun
Komposisi
Borosilikat
Soda lime
Silika
Borak oksida
Natrium oksida
Aluminiumoksida
Kalsium oksida
Magnesium oksida
Barium oksida
Kalium oksida
80,6 %
12,6 %
   4,15 %
 2,2 %
0,1 %
  0,05 %
5 ppm
----
71 %
----
        15 %
  2,2 %
  5,7 %
  2,9 %
  1,7 %
  1,2 %
Sumber : Griffin, Science and Education Catalogue, 1980/1982

Porselin sebagai bahan pembuat alat laboratorium mempunyai keunggulan tahan (resistant) terhadap suhu tinggi. Pada permukaan alat terbuat dari poselen biasanya diupam (glazir), sehingga bahan porselin tidak tembus sinar. Selain bahan porselin, masih ada lagi bahan alat laboratorium yang terbuat dari plastik. Plastik dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok tergantung dari bahan penyusunnya. Coba perhatikan alat laboratorium, misalnya corong, botol kimia, atau gelas kimia. Alat-alat tadi dapat bersifat keras atau lentur, atau tembus sinar (translucent), tembus pandang (transparent) atau tidak tembuas sinar (opaque). Hal tersebut disebabkan karena bahannya berbeda. Bahan penyususn plastik dapat berupa Polythene, Polypropylene, PVC (polyvinyl chlorida), dan Styrene.
Karakteristika dari bahan-bahan tersebut dapat dilihat pada Tabel I.2. berikut.
Tabel 1.2. Karakteristika bahan plastik
Sumber: Modifikasi dari Philip Harris, Science Education Equipment &  Materials, 1997.

Alat-alat laboratorium logam terbuat dari bahan besi atau kuningan. Khusus bahan besi yang digunakan biasanya terbuat dari besi cor. Selain itu alat laboratorium terbuat dari besi ada yang dilapisi dengan nikel atau krom agar tidak cepat berkarat. Selain itu terdapat alat yang bahannya terbuat lebih dari satu bahan, misalnya besi dan porselin.
Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum, karena tidak mungkin semua fungsi diutarakan, dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium, penulisan alat-alat diurut sesuai dengan abjad. Agar supaya alat-alat laboratorium dapat digunakan dalam waktu relatif lama dan dalam keadaan baik, perlu pemeliharan dan penyimpanan yang memadai.

2.      Macam Alat Laboratorium
2.1.Alat-alat Berbahan Gelas, Porselen, dan Plastik
a.       Gelas Ukur
Biasanya terbuat dari tipe boroksilikat. Bentuk beaker glass memiliki beberapa tipe, tinggi dan pendek. Mempunyai kapasitas ukuran volume dari 5 – 6000 mL.
Prinsip kerja : Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti.
Fungsi :
·         Sebagai tempat melarutkan zat.
·         Tempat memanaskan.
·         Menguapkan larutan / air.
K3 :
·         Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik.
·         Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan larutan asam dengan konsentrasi tinggi.
b.      Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, labu erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labur erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran volume dari 25 – 2000 mL.
Prinsip kerja : labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.
Fungsi :
·         Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya.
·         Labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan lemah hingga sedang.
K3 : Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik.
c.       Tabung Reaksi (Test Tube)
Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas antara lain ; Boroksilikat, Soda, Fiolax dan Supermax. Soda Glass tidak tahan pemanasan, Fiolax Glass tidak peka terhadap perubahan panas dan pemanasan setempat. Tabung reaksi yang terbuat dari Fiolax dan Soda glass umumnya berdinding tipis, sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari Boroksilikat dan Supermax tahan pemanasan. Ukuran tabung reaksi ditetapkan berdasarkan atas diameter mulut tabung bagian dalam dan panjang tabung, diameter antara 70 – 200 mm.
Prinsip Kerja : Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan untuk meletakkan sampel (darah).
Fungsi :
·         Mereaksikan larutan.
·         Untuk memanaskan sampel atau cairan.
K3:
·         Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran tabungnya agar tidak jatuh.
·         Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.
d.      Labu Ukur (Volumetrik Flask)
Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, mempunyai mulut labu dengan ukuran standar yang dilengkapi dengan tutpnya. Tutup labu dapat terbuat dari gelas asah atau teflon. Labu ukur mempunyai kapasitas volume 5 – 2000 mL.
Prinsip kerja : Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur larutan secara teliti.
Fungsi : Digunakan untuk mencampurkan larutan.
K3 :
·         Tidak boleh dipanaskan.
·         Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.
e.       Gelas Ukur (Measuring Cylinders)
Gelas ukur berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas boroksilikat. Kapasitas volume gelas ukur 5 – 2000 mL.
Prinsip Kerja : Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan.
Fungsi :
·         Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci
·         Gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk melarutkan zat hingga volume tertentu.
K3 : perhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai larutannya mengalir pada tepi gelas ukur.
f.        Buret (Burettes)
Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas soda, boroksilikat, amber. Bentuk buret dibedakan dengan ujung kran lurus (Burettes with straight stopcock) dan buret dengan keran bengkok (Burettes with lateral stopcock). Mempunyai kapasitas 1 – 100 mL dengan pembagian skala 0,01 – 0,2 m.
Prinsip Kerja : Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah kran karena menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi.
Fungsi : Memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume larutan yang diketahui dengan teliti pada proses titrasi.

K3 :
·        Letakkan pada keranjang plastik.
·        Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan putaran kran buret dan mencegah kebocoran.
g.        Corong (Funnels)
Terbuat dari jenis boroksiliat atau plastic. Corong mempunyai garis tengah 35 – 300 mm dan ada yang mempunyai tangkai corong panjang, sedang dan pendek.
Prinsip Kerja : membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran mulut kecil.
Fungsi : digunakan untuk menyaring zat cair atau sampel padat.
K3 : saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuhan dengan mulut wadah usahakan menjauh sedikit.
h.        Pipet Volume (Volumentric Pipettes)
Pipet terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,5 – 100 mL.
Prinsip Kerja : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau seksama.
Fungsi : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti.
K3 :
·         Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
·         Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
·         Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.

i.          Pipet Ukur (Graduated Pipettes)
Pipet ukur terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,01 – 50 mL dilengkapi dengan pembagian skala pada dinding pipet 0,001 – 0,5 mL.
Prinsip Kerja : memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam perhitungan pada penetapan kadar.
Fungsi : digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah volume secara tidak teliti.
K3 :
·         Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
·         Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
·         Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.
j.        Desikator (Desiccators)
Desikator terbuat dari gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe gelas jenis atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari porselin yang digunakan untuk meletakkan alat – alat gelas. Di bawah piringan porselin terdapat bahan pengering yang umumnya terbuat dari ; silikagel, asam sulfat pekat, fofor pentaoksida, kalsium oksida dan sebagainya. Pengering silikagel biasanya diberi indicator warna biru yang keriing dan jika telah mengikat uap air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang telah jenuh dengan uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu 100o. Tutup desikator pada bagian permukaan harus diberi bahan pelican missal : silicon grease, agar dapat tertutup lebih rapat.
Prinsip kerja : Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.
Fungsi :
·         Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas (misalnya ; krus porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan akan ditimbang.
·         Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus diliindungi terhadap pengaruh kelembapan udara.
K3 : Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk membukanya, tangan pertama digunakan sebagai penahan desikator dan tangan yang lain digunakan untuk mendorong tutup desikator. Jika desikator dihampa udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu agar tekanan udara di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan untuk membukanya.
k.      Batang Pengaduk (Strirring Rod)
Terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus dengan polietilen. Batang pengaduuk mempunyai panjang sesuai dengan keperluan. Batang pengaduk umumnya bergaris tengah 2 – 4 mm dan mempunyai panjang yang bervariasi 6 – 30 cm.
Prinsip Kerja : Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
Fungsi :
·         Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya berada pada gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi.
·         Digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari suatu bejana ke bejana lain.
K3 : dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak terpecik dan wadah tidak pecah.
l.          Gelas Arloji (Watch Glasses)
Terbuat dari gelas boroksilat, mempunyai diameter yang bervariasi antara 30 – 200 mm.
Prinsip Kerja : wadah penimbangan zat padat
Fungsi : wadah menimbang zat padat dan untuk menutup labu pada proses pemanasan.
K3 : berhati – hati saat menempatkan wadah
m.      Corong Pisah (Separatory Funnels)
Terbuat dari gelas boroksilat, tidak berwarna dan amber. Berbentuk kerucut (buah per) bulaat dan silinder, dilengkapi dengan kran dan tutup yang terbuat dari bahan gelas asah atau teflon. Mempunyai kapasitas 50 – 2000 mL. Corong pisah mempunyai tangkai bermacam – macam ada yang bertangkai pendek, panjang dilengkapi dengan penyambung gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur tetesan.
Prinsip Kerja : mengekstraksi zat cair dengan zat cair.
Fungsi : digunakan untuk ektraksi zat, dapat pula mengatur aliran zat cair pada proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lainnya.
K3 :
·         Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran corong pisah sudah tepat dan tidak bocor.
·         Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara memegang bagian atas berikut tutupnya dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang tangkai corong berikut kerannya.
n.        Corong Buchner (Buchner Funnels)
Corong Buchner dari porselin atau gelas boroksilikat. Corong penggunaannya dibantu dengan labu hisap yang dihubungkan dengan pompa hisap / vakum. Diameter corong Buchner 26 – 380 mm. Corong mempunyai dasar yang berpori kasar dan jika akan digunakan harus diletakkan kertas saring yang mempunyai diameter sama dengan corong atau lempeng berpori.
Prinsip Kerja: Menyaring bahan kasar dengan cairan penyaring atau pelarut.
Fungsi : digunakan untuk menyaring dengan cepat terutama jika digunakan pelarut yang mudah menguap.
K3 :
·         Memperhatikan kedudukan tangkai corong dengan arah hisapan pompa agar diatur sedemikian rupa sehingga cairan yang keluar dari corong tidak terhisap oleh pompa.
·         Saat menghentikan penghisapan, terlebih dahulu lepaskan hubungan alat gelasnya agar tidak berhubungan dengan udara, sehingga tidak terjadi tekanan yang berbalik.
o.       Krus (Crucible)
Krus dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dalam tanur (Muffle Furnance) 1900o. Krus mempunyai kapasitas 2 – 250 mL. Mempunyai bentuk tinggi atau pendek , krus dilengkapi denan tutup. Krus terbuat bahan Porselin, Platina, tanah liat yang dibakar, campuran Platina-Tembaga, Baja tahan karat, Nikel, Graphite.
Prinsip Kerja : praktikum analisis laboratorium sehari – hari untuk pengabuan zat pada analisis gravimetri.
Fungsi : umumnya digunakan untuk membakar / mengarangkan / mengabungkan zat pada analisis gravimetri.
K3 :
·         Sebelum digunakan, krus di cuci dan di rendam dengan asam pencuci.
·         Untuk mengambil, memasukkan, memindahkan krus dari tanur menggunakan tang krus tangkai panjang dan pendek.
p.      Kondensor (Condensers)
Kondensor mempunyai bentuk panjang yang berbeda – beda sesuai dengan kegunaan masing – masing. Kondensor terbuat dari gelas boroksilat , umumnya dapat dirangkai dengan alat gelas lain untuk berbagai keperluan.
Prinsip Kerja :zat dipanaskan, kemudian uap panas akan naik lalu dialirkalah air dinginmelalui selang sehingga uap panas tadi tidak lepas ke udara tetapi kembali mengembun dan jatuh lagi ke bawah. Pada prinsip kerja kondensor, volume dari larutan yang dipanaskan akankonstan karena tidak ada uap yang lepas ke udara.
Fungsi : digunakan intuk menggembungkan atau mendinginkan uap yang terjadi pada proses reaksi, sintesa, atau pada sistem destilasi, ekstraksi, saponifikasi, esterifikasi, metilasi dan sebagainya.
K3 :Pada saat melakukan destilasi, kita harus memperhatikan suhunya. Apabila terlalu tinggi maka akan menyebabkan endapan yang seharusnya didapat akan gosong dantidsak dapat dilanjutkan prosesnya ke rekristalisasi.
q.      Cawan Porselin (Dishes Porcelin)
Cawan porselin mempunyai kapasitas 4 – 2900 mL. Sebagian cawan petri tidak tahan pada suhu di atas 300o.
Fungsi : untuk menguapkan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi (oven, di atas tangas air, uap, pasir dan sebagainya).
K3 : memperhatikan suhu saat menguapkan cairan.
r.        Botol Pereaksi (Reagent Bottles)
Botol pereaksi terbuat dari boroksilikat, atau gelas soda, ada yang jernih-transparan dan amber. Botol mempunyai mulut atau leher lebar dan normal dengan kapasitas 50 – 10.000 mL dilengkapi dengan tutup yang terbuat dari kaca asah.
Fungsi : menyimpan larutan, khusus untuk penyimpanan asam yang berasap botol dilengkapi dengan penutup bahan atau kap asam.
K3 :
·         Khusus untuk larutan asam, botol pereaksi diletakkan pada lemari asam.
·         Pasang tutup botol agar larutan tidak bercampur dengan udara.
s.        Botol Penetes (Dropping Bottles)
Terbuat dari gelas boroksilikat , ada yang jernih-transparan dan amber. Kapasitas 30 – 250 mL dilengkapi dengan tutup yang mempunyai tempat mengalirkan cairan / meneteskan cairan atau tutup yang dilengkapi dengan pipet.
Prinsip Kerja : menyimpan dan meneteskan cairan.
Fungsi : digunakan untuk menyimpan cairan indikator, cairan pewarnaan dan sebagainya.
K3 : saat mengangkat pipet dalam botol, harus hati – hati jika tidak maka cairan akan berceceran.
t.        Cawan Petri
Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.
Fungsi : digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri,khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.\
K3 : menutup cawan petri setelah memasukkan biakan bakteri agar tidak terkontaminasi dengan udara.
u.        Pipet Tetes (Dropping Pipettes)
Pipet tanpa skala, mempunyai bentuk pendek atau panjang dan dilengkapi dengan karet penghisapnya.
Prinsip Kerja : menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.
Fungsi : memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya
K3 : setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang dipindahkan tidak menetes dan luruskan kembali pipet saat akan memindahkannya pada wadah lainnya.
v.        Botol Timbang (Wlighting Bottles)
Botol timbang terbuat dari jenis gelas boroksilikat, dilengkapi dengan tutup asah. Botol timbang mempunyai tipe bentuk tinggi dan pendek. Kapasitas botol timbang mulai 15 – 80 mL.
Fungsi :
·         Digunakan di dalam menentukan kadar air suatu bahan.
·         Selain itu digunakan untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan cair.
w.      Labu iodium (Iodium Determination Flask)
Labu iodium atau disebut juga sebagai labu iod merupakan salah satu alat gelas laboratorium yang terbuat dari kuarsa/silikat oksida, boron oksida, aluminium oksida dan natrium oksida. Labu iodium mirip labu Erlenmeyer bertutup asah dan pada mulut labu dilengkapi oleh suatu piringan kaca yang digunakan untuk menempatkan cairan/larutan atau air yang berguna untuk mengikat uap iodium hasil reaksi. Labu iodium mempunyai kapasitas ukuran 100 sampai 500.
Prinsip Kerja : memasukkan sampel dalam labu iodium dan tutup dengan rapat, jangan sampai ada gelembung udara di dalamnya.
Fungsi : adapun kegunaan labu iodium adalah untuk mereaksikan zat yang biasanya menghasilkan iodium.
K3 :
·         Pecahnya labu yang dpat diatasi dengan mengganti yang baru.
·         Retaknya labu yang dapat diperbaiki dengan lem.
·         Apabila tutup labu kurang rapat ketika sedang digunakan dalam mereaksikan, maka aroma iodium yang menyenngat akan terhirup dan akan mengganggu kerja sehingga tutp labu harus ditutup rapat.
x.        Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks)
Terbuat dari gelas boroksilikat, dengan kapasitas 50 – 1000 mL.
Prinsip Kerja : posisi labu harus miring dengan mulut menyandar pada penampung uap asam.
Fungsi : digunakan untuk destruksi atau digesti protein dan dapat pula digunakan sebagai labu destilasi pada hasil destruksi protein.
K3 : saat memasangkan labu pada mulut penampung uap harus rapat agar uap asam tidak menyebar saat melakukan proses destruksi.
y.        Bunsen
Pemanas yang bentuknya seperti tabung yang berisi bahan bakar dan memiliki sumbu yang dapat menghasilkan api. Bahan bakarnya macam-macam, ada yang dari alcohol, spiritus, dan minyak gas..
Fungsi : fungsinya untuk menciptakan suasana steril
z.       Botol Semprot
Botol semprot atau juga sering disebut botol pencuci adalah berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Jadi anda tidak perlu takut menggunakannya karena tidak terbuat dari gelas dan akan terhindar dari pecah atau retakAlat ini sangat diperlukan dilaboraturium manapun. Walaupun alat ini sangat sederhana tapi sangat berguna.
Prinsip Kerja : menekan badan botol sampai airnya keluar.
Fungsi : Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades juga digunakan untuk membersikan dinding bejana dan sisa-sisa endapan, mengeluarkan air atau cairan dalam jumlah terbatas, untuk membilas peralatan kimia lain atau proses pengenceran dalam suatu wadah misal labu ukur, erlenmeyer,dsb.
aa.   Rak Tabung
Dari kayu keras , 6 lubang dalam dua baris (total 12 lubang) berdiameter sekitar 18 mm. Pada bagian dasar terdapat lekukan sehingga tabung stabil ditempatkan.
Prinsip Kerja : tabung reaksi dimasukkan dalam lubang tabung sesuai ukurannya.
Fungsi : digunakan untuk menempatkan tabung reaksi sesuai ukuran tabung.
K3 : membawa rak tabung harus hati – hati, apabila jatuh maka tabung yang berada pada rak tabung juga akan jatuh.
bb.   Penjepit Tabung
Penjepit tabung reaksi berbentuk rahang: persegi. Pegas : dipoles nikel dengan diameter: 10 -25 mm
Prinsip Kerja : tekan penekan pada penjepit kemudian jepitkan pada tabung reaksi
Fungsi : Alat Lab ini digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat dipanaskan.
K3 : apabila alat ini longgar atau penjepit lepasan,segera perbaiki alat ini dan dapat digunakan lagi.
cc.   Penghisap Pipet (Pipet Filler)
Terbuat dari bola karet kenyal dengan 3 knop. Bola karet tidak mudah lembek.
Fungsi : Untuk menghisap larutan yang akan diukur.

2.2.Alat-alat Berbahan Logam
a.       Rak Untuk tempat Tabung Reaksi
Fungsi :  Digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.
b.      Kawat Kasa
Fungsi : digunakan untuk alas saat memanaskan alat gelas dengan alat pemanas/kompor listrik.
c.       Penjepit
Fungsi : Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas.
d.      Spatula
Fungsi : digunakan untuk alat Bantu mengambil bahan padat atau Kristal
e.       Statif dan klem
Fungsi : Sebagai penjepit misalnya: Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi, Menjepit buret dalam proses titrasi,untuk menjepit kondensor pada proses destilasi.
f.        Kaki tiga
Fungsi : untuk menaruh krusibel saat akan dipanaskan langsung di atas api.
g.       Tang
Fungsi : untuk menjepit tabung atau gelas piala
h.       Autoclave
Fungsi : alat utk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yg digunakan dlm mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.

3.      Perawatan dan Pemeliharaan Alat Laboratorium
ü  Alat gelas dibersihkan dengan sabun detergen dengan menggunakan sikat yang sesuai. (dapat dilihat di bawah).
Gambar 3.1.
ü  Alat gelas yang telah bersih terlihat jika seluruh alat  menjadi basah. Bila belum bersih tampak kumpulan air (titik-titik air) pada permukaan alat. Alat gelas yang telah bersih perlu dikeringkan terlebih dahulu pada rak pengering sbb:
Gambar 3.1.
ü  Minyak atau kerak dapat dihilangkan dengan cara merendam selama satu malam dalam: Asam sulfat (pekat) + Kalium dikromat (3 % aq) 1bagian : 9 bagian setelah itu cuci dengan air mengalir.
ü  Alat plastik bersihkan menggunakan spons agar tidak tergores.
ü  Alat logam dapat dicuci dengan sabun dan kemudian dikeringkan sebelum disimpan.

3.1.Penyimpanan
ü  Alat gelas dipisahkan dengan alat logam
ü  gelas seperti tabung reaksi, pipet, dan pipa buret dapat ditempatkan pada rak khusus.
ü  dibersihkan dengan air, kemudian dikeringkan dan biarkan pada suhu ruangan, baru masukkan pada tempatnya untuk disimpan.
ü  Alat logam misalnya statif, batang statif tidak perlu dilepas dari dasar statif, dan diletakkan di atas meja.
ü  Alat logam yang sejenis disimpan pada tempat yang sama dan usahakan agar tetap dalam keadaan kering
Gambar 3.3(a:rak pipet, b:rak tabung reaksi, c:rak buret)

BAB III
PENUTUP


1. Kesimpulan
Pada umumnya alat-alat yang ada di laboraturium menggunakan gelas (kaca) diantaranya memiliki sifat bening, tahan terhadap zat korosif, tahan panas dan keras tetapi rapuh , logam, plastik, porselen. Sedangkan bahan yang digunakan dalam laboraturium pada umumnya memiliki sifat mudah terbakar, memiliki sifat pengoksidasi, mudah meledak, beracun, dan sebagainya.

1.      Saran
Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga kebersihan diri, alat dan ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Ketika percobaan berlangsung praktikan harus bisa menjaga keselamatan kelompok, jangan egois, serta sesama praktikan tidak boleh bercanda ketika percobaan sedang berlngsung.













DAFTAR PUSTAKA


ü  Wirjosoemarto.K, dkk. 2004. Teknik Laboratorium. IMSTEP : Jica










LAMPIRAN
Gambar: gelas beaker, labu Erlenmeyer, tabung reaksi, labu ukur
Gambar : gelas ukur, buret, desikator, kondensor
     
Gambar : cawan porselin, botol pereaksi, botol penetes, corong pisah
   
Gambar : pipet tetes,pipet penghisap, mortar & stempler



Tidak ada komentar:

Posting Komentar