PENINGKATAN PRODUKSI AYAM PETELUR
MELALUI MANAJEMEN PAKAN
Oleh :
Ahmad Kamal
Sudrajat
1.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kebutuhan
masyarakat akan hasil ternak seperti daging, susu dan telur semakin meningkat.
Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan,
kesadaran masyarakat akan gizi dan peranan zat–zat makanan khususnya protein
bagi kehidupan,
sehingga perkembangan sektor peternakan menjadi
penting untuk peningkatan gizi masyarakat.
Salah satu kandungan gizi yan
paling penting adalah protein, beberapa fungsi protein di dalam tubuh
diantaranya sebagai zat pembangun, untuk pertumbuhan, menjaga keseimbangan asam
dan basa, dll. Protein di bagi menjadi dua, yaitu protein nabati dan protein
hewani. Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuhan, contohnya
tahu, tempe, dll. Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan,
contohnya telur, daging, susu, dll.
Ayam
petelur merupakan salah satu jenis ternak unggas yang cukup berkembang di Jawa
Timur. Menurut data statistik peternakan dan kesehatan hewan (2011), populasi
ayam ras petelur di Jawa Timur sekitar 30% dari total keseluruhan populasi ayam
ras petelur di Indonesia. Data dinas peternakan provinsi Jawa Timur (2012)
menyatakan bahwa populasi ayam ras petelur di Jawa Timur
mulai tahun 2008 sampai 2011 terus mengalami kenaikan dengan jumlah ternak ayam
ras petelur berturut-turut 20.886.094 ekor, 21.396.786 ekor, 21.959.505 ekor
dan 37.035.241 ekor.
Ayam petelur berasal dari fillum
chordata, subfillum vertebrata, kelas aves, subkelas neornithes, ordo
galliformes, genus gallus, spesies Gallus domesticus. Ayam petelur dapat
dikelompokkan dalam 2 tipe yaitu : 1. Ayam petelur tipe ringan 2. Ayam petelur
tipe medium. Tipe ayam petelur ringan disebut juga ayam petelur putih, ayam
petelur ringan mempunyai ciri ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar,
bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Tipe ayam petelur medium
mempunyai ciri bobot badannya lebih besar dari tipe ayam petelur ringan, ayam
petelur ini menghasilkan telur yang lebih banyak, warna bulu ayam ini coklat
Manajemen berasal dari kata to manage berarti control dalam bahasa Indonesia berarti mengendalikan, menangani
atau mengelola (Yayat, 2001:1).
Ada banyak pendapat para ahli
tentang pengertian manajemen diantaranya menurut John D millet yang menurutnya
manajemen itu adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja
kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan.
James A.F. Stoner dan Charles Wankel memberikan batasan yakni bahwasannya
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya
organisasi lainnya demi tercapai tujuan organisasi. Paul Hersey dan Kenneth H.
Blanchard membatasi manajemen sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan
bersama individu atau kelompok untukmencapai tujuan organisasi (Siswanto, 2010).
Usaha perbaikan manajemen
pemeliharaan pada ayam petelur sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil
produksi, salah samelalui manajemen pakan, manajemen pakan adalah pengaturan
pakan ternak dengan memperhatikan komposisi dari pakan ternak tersebut,
komposisi pakan ternak yang baik yaitu protein
22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium (Ca) 1%, phospor (P) 0,7-0,9% untuk
tahap pengembangan pertumbuhan ayam dan protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat
kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% untuk ayam tahap dewasa.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan, dalam karya tulis ini penulis akan menguraikan bagaimana pakan dan
penanggulangan penyakit yang baik, untuk meningkatkan produksi dan kualitas
dari ayam petelur.
1.2. Rumusan
Masalah
(1)
Bagaimana
perencanaan pakan yang baik?
(2)
Bagaimana
pengelompokan pakan yang baik?
(3)
Bagaimana
pemberian pakan yang baik?
2.
Pembahasan
2.1.
Perencanaan pakan yang baik
Ayam
petelur membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya, misalnya bernapas,
peredaran darah, dan bergerak. Di samping itu, unsur gizi juga diperlukan untuk
produksi telur. Kebutuhan yang pertama itu disebut kebutuhan pokok yang
digunakan untuk hidup, sedangkan yang kedua untuk produksi telur. Setelah
kebutuhan pokok terpenuhi barulah digunakan untuk kebutuhan produksi telur.
Oleh karena itu, ketika memelihara ayam petelur kita harus memperhatikan pakan
yang diberikan. Secara umum hal – hal
yang perlu diperhatikan untuk memperoleh kualitas pakan yang baik adalah :
2.1.1
Mengandung semua unsur
zat gizi
Pakan
berkualitas baik harus terdiri dari bahan makanan yang mengandung protein, karbohidrat,
lemak, vitamin, dan mineral. Bila unsur – unsur ini tidak lengkap dan seimbang
pada penyusunan pakan, dapat dipastukan produksi dan kualitas telur akan
menurun. Berikut akan dijelaskan manfaat protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
dan mineral dalam tubuh ayam :
Ø Protein
Protein didefinisikan sebagai senyawa majemuk yang
terdiri atas unsur-unsur C, H, O, N, dan kadang-kadang mengandung pula unsur P
dan S. Protein terdiri atas senyawa-senyawa sederhana yang disebut asam amino.
Jenis asam amino amat banyak, namun secara sederhana dapat dibedakan menjadi
asam amino esensial dan asam amino non esensial (Suwarno, 2009:100).
Protein
dalam tubuh ayam berfungsi untuk membangun dan membentuk jaringan tubuh,
pembentukan dan perkembangan organ tubuh, dan pertumbuhan bulu (Rasyaf,
2002:158). Sumber protein yang dapat digunakan untuk pemberian pakan pada hewan
dapat dikelompokkan menjadi protein hewani dan protein tumbuhan. Protein hewani
adalah protein yang bersal dari hewan, contoh dari protein hewani yang dapat
digunakan untuk pakan ayam anatara lain tepung ikan, susu bubuk kering, hasil
ikutan daging dari penjagalan (Sudaryanti, 2001:72). Protein tumbuhan adal
protein yang berasal dari tumbuhan, contoh protein dari tumbhan yang dapat
digunakan sebagai pakan ayam adalah bungkil kacang hikau, bunkil kacang
kedelai, bungkil kacang tanah.
Ø Karbohidrat
Karbohidrat didalam tubuh
ayam dirubah menjadi bentuk energi. Didalam tubuh ayam energi digunakan untuk
mengggerakkan seluruh bagian tubuh (Rasyaf, 2002:164). Jika energi dalam ayam
tidak terpenuhi maka protein akan dirubah menjadi bentuk energi, sehingga
protein dalam tubuh ayam menjadi berkurang akibatnya produksi dan kualitas dari
telur yang dihasilkan akan menurun. Kandungan karbohidrat pakan harus dimodifikasi yang memungkinkan
pengurangan konsumsi selama suhu tinggi. Konsumsi pakan berubah 1,72 % pada
setiap variasi 1 oC dari suhu ambang antara 18 oC sampai 32 oC. Penurunan menjadi
lebih cepat (5 % untuk setiap 1 oC) apabila suhu meningkat ke 32 - 38 oC.
Tindakan untuk meningkatkan konsumsi pakan antara lain dengan penggunaan lemak
dalam pakan. Konsumsi meningkat di atas 17 % pada penambahan 5 % lemak pada
unggas yang mengalami stress panas karena lemak memperbaiki palatabilitas. Di
samping itu, lemak memberikan tambahan kalori akibat menurunnya laju pencernaan
dan karenanya meningkatkan penggunaan nutrisi. Lemak atau minyak dengan lebih
banyak asam lemak jenuh lebih disukai untuk iklim panas lembab. Konsentrasi
enerji harus ditingkatkan10 % selama stress panas, sedangkan konsentrasi
nutrisi lain juga ditingkatkan 25 %.
Ø Lemak
Lemak berfungsi sebagai
sumber energi dan pembawa vitamin A, D, E, K yang larut didalamnya (Lestari, 2009:204).
Kelebihan karbohidrat akan dirubah menjadi lemak, jika kekurangan karbohidrat
maka lemak akan dirubah menjadi karbohidrat. Kelebihan lemak pada ayam petelur
juga kurang baik karena akan mengganggu saluran reproduksinya, sehingga
produksi telur juga akan terganggu.
Ø Vitamin
Vitamin
merupakan senyawa organik yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, walaupun dalam
jumlah yang sedikit, namun fungsinya sangat penting dan tidak dapat digantikan
oleh unsur-unsur lain. Vitamin berfungsi untuk memperlancar proses metabolisme
tubuh dan menjaga kesehatan tubuh (Lestari, 2009:210). Vitamin dibagi menjadi 2
yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak, vitamin
yang larut dalam air adalah B dan C, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak
adalah A, D, E, K. Penambahan
asam ascorbat (vitamin C), vitamin A, E, D3 dan thiamin dapat memperbaiki
penampilan unggas yang dipelihara pada suhu lebih tinggi. Meskipun demikian,
kehilangan aktivitas vitamin dalam premiks maupun pakan selama penyimpanan
khususnya pada suhu tinggi merupakan perhatian utama dan kejadian ini bisa
menjelaskan hasil-hasil yang bertentangan atas pengaruh suplementasi vitamin selama
stress panas. Suhu tinggi, kelembaban, sifat tengik dari lemak, mineral jarang
dan choline mempercepat denaturasi vitamin. Aktivitas vitamin dalam pakan dapat
dipertahankan dengan menggunakan antioksidan, vitamin dilapisi gelatin, kondisi
penyimpanan yang tepat serta penambahan choline dan mineral jarang terpisah
dari vitamin. Asam ascorbat sintetik berkurang pada suhu tinggi, menjadikannya
esensial untuk suplementasi selama musim panas. Vitamin membantu mengendalikan
peningkatan suhu tubuh dan konsentrasi corticosterone plasma. Juga memperbaiki
kualitas kerabang telur dengan perannya dalam pembentukan matrix organik
kerabang. Selanjutnya melindungi sistem kekebalan tubuh dan mengurangi
mortalitas pada unggas bertumbuh yang terinfeksi IBD pada suhu tinggi dengan
melindungi organ-organ lymphoid dan aktivitas thyroid. Suplementasi asam ascorbat
(200 - 600 mg / kg pakan) memperbaiki pertumbuhan, produksi telur, jumlah telur
menetas, efisiensi pakan, berat telur, kualitas kerabang dan daya hidup selama
stress panas. Vitamin E melindungi membran sel dan memacu sistem kekebalan
tubuh sehingga suplementasi nutrisi akan bermanfaat selama cuaca panas.
Kematian yang disebabkan oleh infeksi E. coli secara nyata berkurang dengan
penambahan vitamin E ke dalam pakan. Stress panas diketahui mengganggu konversi
vitamin D3 menjadi bentuk metabolit aktif yaitu 1,25(OH)2D3, sehingga tingkat
ketersediaan dalam pakan harus disesuaikan selama periode suhu tinggi. Bentuk
aktif dari vitamin D3 terlibat dalam sintesa protein pengikat kalsium yang
esensial untuk menjaga keseimbangan kalsium dan fosfor. Di atas suhu 32
oC, kebutuhan akan thiamin menjadi dua kali lipat dari tingkat normal pada suhu
21 oC.
Ø Mineral
Mineral merupakan zat pembangun pertumbuhan dan
produksi (Sudaryanti, 2001:74). Kebutuhan mineral di tubuh makhluk hidup
relatif sedikit, namun kekurangan salah satu jenis mineral menimbulkan efek
yang krang baik. Zat mineral yang dibutuhkan oleh ayam petelur antara lain :
-
Kalsium (Ca) dan
Phospor (P)
Kedua mineral ini berfungsi untuk pembentukan tulang
dan cangkang telur. Agar kalsium dan phospor bekerja maksimal dibutuhkan
vitamin D yang cukup. Kekurangan kalsium, phospor, dan vitamin D pada ayam akan
menyebabkan kaki ayam menjadi lemah, kulit telur tipis, pertumbuhan bulu
berlerut – lerut.
-
Seng (Zn)
Kekurangan ZN menyebabkan pertumbuhan ayam
terganggu, nafsu makan hilang. Dalam keadaan parah kekurangan Zn dapat
menyebabkan kematian.
-
Zat Besi (Fe)
Kekurangan Fe akan menyebabkan kekurangan butir
darah merah, sehingga pengangkutan oksigen terganggu dan menebabkan kesehatan
ayam juga akan berkurang.
-
Iodium (I)
Iodium berfungsi dalam pembentukan hormon pada
kelenjar tiroksin. Di dalam tubuh ayam hormon tiroksin mempengaruhi tingkat
metabolisme, pertumbuhan dan pewarnaan bulu (Pertanian UNS).
-
Tembaga (Cu)
Kekurangan tembaga akan menyebabkan gangguan pada
pertumbuhan ayam petelur.
-
Garam (NaCl)
Garam berfungsi menjaga tekanan osmotik dan
keseimbangan asam basa, mengontrol pergerakan zat makanan ke alam sel, serta
mengatur metabolisme air (Suwarno, 2009:102).
2.1.2
Bebas kuman dan
penyakit
Pakan yang digunakan harus dalam kondisi baru. Pakan
yang sudah lama biasanya berbau, dikhawatirkan mterdapat bibit penyakit, dan
kandungan gizinya menurun. Bila pakan ini dikonsumsi ayam dapat mengalami
keracunan bahkan kematian. Agar pakan benar – benar bebas kuman sebaiknya pada
pakan ayam ditambahkan anti biotik. Kandungan antibiotik dalam pakan ayam hanya
sedikit sekitar 0,001%. Namun, jumlah yang efektif adalah 2-10 gram dalam 100
kg pakan (Lubis, 2001:23)
2.1.3
Kandungan NaCl
rendah
NaCl merupakan garam dapur yang
harus ditambahkan dalam pakan. Namun, jika berlebihan NaCl dapat menyebabkan
keracunan pada ayam dan dapat menimbulkan kematian.
2.2.
Pengelompokan pakan yang
baik
Dalam pemberian pakan
kepada ayam perlu diperhatikan umur ayam tersebut karena tiap umur suatu ayam
memiliki kebutuhan pakan yang berbeda-beda cotohnya ayam usia muda membutuhkan
banyak protein untuk proses perkembangan jaringan dan organ ayam tersebut.
Penggolongan pakan ayam dapat dibedakan berdasarkan umur ayam tersebut.
Ø Ayam berumur 0-8 minggu
Pada umur uni ayam
membutuhkan banyak protein untuk pertumbuhannya sehingga komposisi pakannya
adalah sebagai berikut : Metabolic Energy (ME) 2700-3000 kkal, protein 20-22%,
lemak 4%, serat kasar 4-6 %, kalsium (Ca) 1%, Fosfor (P) 0,7%, garam dapur 0,4
%, mangan 5,5 mg, iodium 1,1 mg (Sudaryanti, 2001:81).
Ø
Ayam berumur 8-18 minggu
Pada umur ini komposisi
pakan ayam adalah sebagai berikut : Metabolic Eergy (ME) 2600-2900 kkal, Lemak
5%, Serat kasar 7-9%, Kalsium (Ca) 1%, Fosfor (P) 0,6%, Garam Dapur 0,4 mg,
Iodium 0,5 mg (Sudaryanti, 2001:81).
Ø Ayam berumur >18 minggu
Pada umur ini ayam telah dirancang untuk
tahap produksi sehingga komposisi pakannya adalah sebagai berikut : . Metabolic
Eergy (ME) 2650-2950 kkal, Lemak 5%, Serat kasar 6-8%, Kalsium (Ca) 2,5-3,5%,
Fosfor (P) 0,5-0,6%, Garam Dapur 0,4 mg, Iodium 0,5 mg (Sudaryanti, 2001:81).
Selain
penggolongan menurut umur yang perlu diperhatikan berikutnya adalah kondisi
cuaca, karen cuaca menyebabkan kebutuhan energi dari ayam berbeda-beda.
Ø Cuaca panas dibutuhkan Metabolic energy (ME) sebesar 2750 kkal dan
protein sebesar 18%.
Ø Cuaca dingin dibutuhkan Metabolic Energy (ME) sebesar 3080 kkal
dan protein sebesar 17% (Sudaryanti, 2001:81). Ini telihat kebutuhan energi
pada cuaca dingin lebih besar, ini dikarenakan ayam membutuhkan energi tambahan
unutuk menjaga tubuhnya tetap hangat.
2.3.
Pemberian pakan yang baik
Pemberian pakan harus
diperhatikan agar ayam benar-benar tercukupi kebutuhan nutrisinya. Pemberian
pakan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu masa awal, masa remaja, dan
masa produksi.
Ø Masa awal berumur 0-8 minggu
Pakan ditempatkan pada
tempat pakan model baki dengan diameter 37,5 cm yang dapat dipakai untuk 8-
ekor anak ayam. Tempat makan baki digunakan untuk anay ayam berumur 1-7 hari.
Setelah itu digunakan tempat pakan ayam berbentuk tabung gantung agar tidak
dikais-kais. Dalam masa ini usahakan tempat pakan terus terisi pakan, hal ini
bertujuan agar ayam dapat tumbuh dengan maksimal. Selain jumlah pakan yang
cukup, kualitas pakan juga harus baik. Beberapa nutritionist menganjurkan pemakaian energi metabolis 2850 kkal/kg
dan protein 18% untuk anak ayam berumur 1 hari – 8 minggu
Ø Masa remaja berumur 8-18 minggu
Pada masa ini model tempat
pakan yang digunakan adalah model trough, karena jika menggunkana model ini
ayam tidak perlu menoleh kebawah untuk mengambil makanan. Pada masa ini
metabolis yang diberikan biasanya sebesar 2700-2750 kkal dengan protein sebesar
15%. Pengalihan pakan dari masa awal ke masa remaja sebaiknya dilakukan secara
bertahap agar ayam tidak stres. Peralihan jenis pakan sebaiknya dilakukan
apabila berat badan ayam ketika berumur 8 minggu telah tercapai. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan kerangka badan ayam yang baik.
Ø Masa produksi >18 minggu
Kebutuhan pakan selama masa bertelur
harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk bertelur. Semakin tinggi produksi
telur, semakin banyak pakan yang dibutuhkan. Pakan pada masa produksi dapat
disesuaikan dengan umur ayam. Ayam umur 19-35 minggu diberikan pakan dengan
kadar protein 19%, energi metabolis 2800 kkal/kg, dan kalsium sebesar 3,8-4,2%.
Selanjutnya umur 35-80 minggu diberikan pakan dengan kadar protein 18%, energi
metabolis 2750 kkal/kg dan kalsium 4,0-4,4 % (Sudaryanti, 2001:61).
Pemberian pakan pada
ayam layer di daerah tropis yang paling tepat adalah 1 (satu) kali saja, yaitu
pada pukul 15:00 waktu setempat. Hal ini dikarenakan :
1. Secara
alami, dorongan ayam untuk makan terutama adalah untuk mencukupi kebutuhan akan
energi/kalori karena ayam bersuhu tubuh tinggi, 40°C (manusia 37°C). Komponen
pakan yg lain, menyesuaikan.
2. Secara
alamiah, nafsu makan ayam terbanyak (70% – 80%) pada sore hari, 3 (tiga) jam
sebelum gelap karena matahari tenggelam. Saat tanpa cahaya, mata ayam akan
rabun.
3. Malam sampai
dini hari, pukul 18:00 – 01:00 waktu setempat (7 jam), tanpa lampu tambahan,
biarkan ayam tidur. Makhluk hidup perlu istirahat yang cukup, 7 – 8 jam. Kalau
toh lampu dinyalakan pada pukul 18:00 – 22:00, sisa cuaca panas sore hari masih
ada, belum benar-benar dingin.
4. Pada pagi
hari, antara pukul 06:00 – 07:00 waktu setempat, sisa pakan diratakan.
Seharusnya masih tersisa ketebalan pakan ±1,5 cm.
5. Pada pukul
09:00, pakan diratakan lagi. Yang tebal dipindah ke bagian yang tipis dan
standarnya pakan yang tersisa ±0,5 cm. Bila pada pukul 09:00 waktu setempat
pakannya habis, langsung ditambah 2 gram/ekor, dibagi secara merata. Ini
sebagai catatan bahwa jatah pakan yang akan diberikan pada sore hari pukul
15:00 perlu ditambah 2 gram/ekor.
6. Pada pukul
12:00 waktu setempat, pakan harusnya habis. Puasakan makan selama 3 jam dari
pukul 12:00 – 15:00 setiap hari.
7. Bila pada
pukul 12:00 waktu setempat pakan belum habis, dikuras. Hasil kurasan pakan
ditimbang. Bisa diberikan nanti pada pukul 15:00. Karena ada pakan sisa, maka
jatah pakan sore hari dikurangi sebanyak 2 (dua) kali sisa pakan supaya jatah
pakan untuk besok bisa pas, pukul 12:00, habis.
DAFTAR RUJUKAN
Lestari, Endang.S.
dan Idun Kistinnahl.2009.Biologi 2 untuk
SMA kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Lubis, A. Maulana dan
Farry B. Paimin.2001.8 kiat mencegah
penurunan produksi telur ayam.Jakarta: Penebar Swadaya.
Pertanian.uns.ac.id/~adimagna/IlmuTernak%20UnggasHormon.htm
Rasyaf,
Muhammad.2002.Beternak Ayam Petelur.Jakarta:
Penebar Swadaya.
Siswanto,
H.B..2010. Pengantar manajemen.Jakarta:
Bumi Aksara.
Sudaryanti, Titik dan
Hari Santoso.2001.Pemeliharaan Ayam Ras
Petelur di Kandang Baterai.Jakarta: Penebar Swadaya.
Suwarno.2009.Panduan Pembelajaran Biologi XI untuk SMA
& MA.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Yayat,
M.Herujito.2001.Dasar – Dasar Manajemen.Jakarta:
Gramedia Widiyasarana Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar