Sabtu, 08 November 2014



PENINGKATAN PRODUKSI AYAM PETELUR MELALUI MANAJEMEN PAKAN
Oleh :
 Ahmad Kamal Sudrajat

1.             PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging, susu dan telur semakin meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat akan gizi dan peranan zat–zat makanan khususnya protein bagi kehidupan, sehingga perkembangan sektor peternakan menjadi penting untuk peningkatan gizi masyarakat.
Salah satu kandungan gizi yan paling penting adalah protein, beberapa fungsi protein di dalam tubuh diantaranya sebagai zat pembangun, untuk pertumbuhan, menjaga keseimbangan asam dan basa, dll. Protein di bagi menjadi dua, yaitu protein nabati dan protein hewani. Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuhan, contohnya tahu, tempe, dll. Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, contohnya telur, daging, susu, dll.
Ayam petelur merupakan salah satu jenis ternak unggas yang cukup berkembang di Jawa Timur. Menurut data statistik peternakan dan kesehatan hewan (2011), populasi ayam ras petelur di Jawa Timur sekitar 30% dari total keseluruhan populasi ayam ras petelur di Indonesia. Data dinas peternakan provinsi Jawa Timur (2012) menyatakan bahwa populasi ayam ras petelur di Jawa Timur mulai tahun 2008 sampai 2011 terus mengalami kenaikan dengan jumlah ternak ayam ras petelur berturut-turut 20.886.094 ekor, 21.396.786 ekor, 21.959.505 ekor dan 37.035.241 ekor.
Ayam petelur berasal dari fillum chordata, subfillum vertebrata, kelas aves, subkelas neornithes, ordo galliformes, genus gallus, spesies Gallus domesticus. Ayam petelur dapat dikelompokkan dalam 2 tipe yaitu : 1. Ayam petelur tipe ringan 2. Ayam petelur tipe medium. Tipe ayam petelur ringan disebut juga ayam petelur putih, ayam petelur ringan mempunyai ciri ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar, bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Tipe ayam petelur medium mempunyai ciri bobot badannya lebih besar dari tipe ayam petelur ringan, ayam petelur ini menghasilkan telur yang lebih banyak, warna bulu ayam ini coklat
Manajemen berasal dari kata to manage berarti control dalam bahasa Indonesia berarti mengendalikan, menangani atau mengelola (Yayat, 2001:1).
Ada banyak pendapat para ahli tentang pengertian manajemen diantaranya menurut John D millet yang menurutnya manajemen itu adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan. James A.F. Stoner dan Charles Wankel memberikan batasan yakni bahwasannya manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapai tujuan organisasi. Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard membatasi manajemen sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untukmencapai tujuan organisasi (Siswanto, 2010).

Usaha perbaikan manajemen pemeliharaan pada ayam petelur sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil produksi, salah samelalui manajemen pakan, manajemen pakan adalah pengaturan pakan ternak dengan memperhatikan komposisi dari pakan ternak tersebut, komposisi pakan ternak yang baik yaitu protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium (Ca) 1%, phospor (P) 0,7-0,9% untuk tahap pengembangan pertumbuhan ayam dan protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% untuk ayam tahap dewasa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dalam karya tulis ini penulis akan menguraikan bagaimana pakan dan penanggulangan penyakit yang baik, untuk meningkatkan produksi dan kualitas dari ayam petelur.
1.2.  Rumusan Masalah
(1)               Bagaimana perencanaan pakan yang baik?
(2)               Bagaimana pengelompokan pakan yang baik?
(3)               Bagaimana pemberian pakan yang baik?

2.             Pembahasan
2.1.       Perencanaan pakan yang baik
Ayam petelur membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya, misalnya bernapas, peredaran darah, dan bergerak. Di samping itu, unsur gizi juga diperlukan untuk produksi telur. Kebutuhan yang pertama itu disebut kebutuhan pokok yang digunakan untuk hidup, sedangkan yang kedua untuk produksi telur. Setelah kebutuhan pokok terpenuhi barulah digunakan untuk kebutuhan produksi telur. Oleh karena itu, ketika memelihara ayam petelur kita harus memperhatikan pakan yang diberikan. Secara umum hal – hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh kualitas pakan yang baik adalah :
2.1.1   Mengandung semua unsur zat gizi
Pakan berkualitas baik harus terdiri dari bahan makanan yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Bila unsur – unsur ini tidak lengkap dan seimbang pada penyusunan pakan, dapat dipastukan produksi dan kualitas telur akan menurun. Berikut akan dijelaskan manfaat protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral dalam tubuh ayam :
Ø  Protein
Protein didefinisikan sebagai senyawa majemuk yang terdiri atas unsur-unsur C, H, O, N, dan kadang-kadang mengandung pula unsur P dan S. Protein terdiri atas senyawa-senyawa sederhana yang disebut asam amino. Jenis asam amino amat banyak, namun secara sederhana dapat dibedakan menjadi asam amino esensial dan asam amino non esensial (Suwarno, 2009:100).
Protein dalam tubuh ayam berfungsi untuk membangun dan membentuk jaringan tubuh, pembentukan dan perkembangan organ tubuh, dan pertumbuhan bulu (Rasyaf, 2002:158). Sumber protein yang dapat digunakan untuk pemberian pakan pada hewan dapat dikelompokkan menjadi protein hewani dan protein tumbuhan. Protein hewani adalah protein yang bersal dari hewan, contoh dari protein hewani yang dapat digunakan untuk pakan ayam anatara lain tepung ikan, susu bubuk kering, hasil ikutan daging dari penjagalan (Sudaryanti, 2001:72). Protein tumbuhan adal protein yang berasal dari tumbuhan, contoh protein dari tumbhan yang dapat digunakan sebagai pakan ayam adalah bungkil kacang hikau, bunkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah.

Ø  Karbohidrat
Karbohidrat didalam tubuh ayam dirubah menjadi bentuk energi. Didalam tubuh ayam energi digunakan untuk mengggerakkan seluruh bagian tubuh (Rasyaf, 2002:164). Jika energi dalam ayam tidak terpenuhi maka protein akan dirubah menjadi bentuk energi, sehingga protein dalam tubuh ayam menjadi berkurang akibatnya produksi dan kualitas dari telur yang dihasilkan akan menurun. Kandungan karbohidrat pakan harus dimodifikasi yang memungkinkan pengurangan konsumsi selama suhu tinggi. Konsumsi pakan berubah 1,72 % pada setiap variasi 1 oC dari suhu ambang antara 18 oC sampai 32 oC. Penurunan menjadi lebih cepat (5 % untuk setiap 1 oC) apabila suhu meningkat ke 32 - 38 oC. Tindakan untuk meningkatkan konsumsi pakan antara lain dengan penggunaan lemak dalam pakan. Konsumsi meningkat di atas 17 % pada penambahan 5 % lemak pada unggas yang mengalami stress panas karena lemak memperbaiki palatabilitas. Di samping itu, lemak memberikan tambahan kalori akibat menurunnya laju pencernaan dan karenanya meningkatkan penggunaan nutrisi. Lemak atau minyak dengan lebih banyak asam lemak jenuh lebih disukai untuk iklim panas lembab. Konsentrasi enerji harus ditingkatkan10 % selama stress panas, sedangkan konsentrasi nutrisi lain juga ditingkatkan 25 %.
Ø  Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energi dan pembawa vitamin A, D, E, K yang larut didalamnya (Lestari, 2009:204). Kelebihan karbohidrat akan dirubah menjadi lemak, jika kekurangan karbohidrat maka lemak akan dirubah menjadi karbohidrat. Kelebihan lemak pada ayam petelur juga kurang baik karena akan mengganggu saluran reproduksinya, sehingga produksi telur juga akan terganggu.
Ø  Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, walaupun dalam jumlah yang sedikit, namun fungsinya sangat penting dan tidak dapat digantikan oleh unsur-unsur lain. Vitamin berfungsi untuk memperlancar proses metabolisme tubuh dan menjaga kesehatan tubuh (Lestari, 2009:210). Vitamin dibagi menjadi 2 yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak, vitamin yang larut dalam air adalah B dan C, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak adalah A, D, E, K. Penambahan asam ascorbat (vitamin C), vitamin A, E, D3 dan thiamin dapat memperbaiki penampilan unggas yang dipelihara pada suhu lebih tinggi. Meskipun demikian, kehilangan aktivitas vitamin dalam premiks maupun pakan selama penyimpanan khususnya pada suhu tinggi merupakan perhatian utama dan kejadian ini bisa menjelaskan hasil-hasil yang bertentangan atas pengaruh suplementasi vitamin selama stress panas. Suhu tinggi, kelembaban, sifat tengik dari lemak, mineral jarang dan choline mempercepat denaturasi vitamin. Aktivitas vitamin dalam pakan dapat dipertahankan dengan menggunakan antioksidan, vitamin dilapisi gelatin, kondisi penyimpanan yang tepat serta penambahan choline dan mineral jarang terpisah dari vitamin. Asam ascorbat sintetik berkurang pada suhu tinggi, menjadikannya esensial untuk suplementasi selama musim panas. Vitamin membantu mengendalikan peningkatan suhu tubuh dan konsentrasi corticosterone plasma. Juga memperbaiki kualitas kerabang telur dengan perannya dalam pembentukan matrix organik kerabang. Selanjutnya melindungi sistem kekebalan tubuh dan mengurangi mortalitas pada unggas bertumbuh yang terinfeksi IBD pada suhu tinggi dengan melindungi organ-organ lymphoid dan aktivitas thyroid. Suplementasi asam ascorbat (200 - 600 mg / kg pakan) memperbaiki pertumbuhan, produksi telur, jumlah telur menetas, efisiensi pakan, berat telur, kualitas kerabang dan daya hidup selama stress panas. Vitamin E melindungi membran sel dan memacu sistem kekebalan tubuh sehingga suplementasi nutrisi akan bermanfaat selama cuaca panas. Kematian yang disebabkan oleh infeksi E. coli secara nyata berkurang dengan penambahan vitamin E ke dalam pakan. Stress panas diketahui mengganggu konversi vitamin D3 menjadi bentuk metabolit aktif yaitu 1,25(OH)2D3, sehingga tingkat ketersediaan dalam pakan harus disesuaikan selama periode suhu tinggi. Bentuk aktif dari vitamin D3 terlibat dalam sintesa protein pengikat kalsium yang esensial untuk menjaga keseimbangan kalsium dan fosfor.  Di atas suhu 32 oC, kebutuhan akan thiamin menjadi dua kali lipat dari tingkat normal pada suhu 21 oC.
Ø  Mineral
Mineral merupakan zat pembangun pertumbuhan dan produksi (Sudaryanti, 2001:74). Kebutuhan mineral di tubuh makhluk hidup relatif sedikit, namun kekurangan salah satu jenis mineral menimbulkan efek yang krang baik. Zat mineral yang dibutuhkan oleh ayam petelur antara lain :
-           Kalsium (Ca) dan Phospor (P)
Kedua mineral ini berfungsi untuk pembentukan tulang dan cangkang telur. Agar kalsium dan phospor bekerja maksimal dibutuhkan vitamin D yang cukup. Kekurangan kalsium, phospor, dan vitamin D pada ayam akan menyebabkan kaki ayam menjadi lemah, kulit telur tipis, pertumbuhan bulu berlerut – lerut.
-           Seng (Zn)
Kekurangan ZN menyebabkan pertumbuhan ayam terganggu, nafsu makan hilang. Dalam keadaan parah kekurangan Zn dapat menyebabkan kematian.
-           Zat Besi (Fe)
Kekurangan Fe akan menyebabkan kekurangan butir darah merah, sehingga pengangkutan oksigen terganggu dan menebabkan kesehatan ayam juga akan berkurang.
-           Iodium (I)
Iodium berfungsi dalam pembentukan hormon pada kelenjar tiroksin. Di dalam tubuh ayam hormon tiroksin mempengaruhi tingkat metabolisme, pertumbuhan dan pewarnaan bulu (Pertanian UNS).
-           Tembaga (Cu)
Kekurangan tembaga akan menyebabkan gangguan pada pertumbuhan ayam petelur.
-           Garam (NaCl)
Garam berfungsi menjaga tekanan osmotik dan keseimbangan asam basa, mengontrol pergerakan zat makanan ke alam sel, serta mengatur metabolisme air (Suwarno, 2009:102).
2.1.2        Bebas kuman dan penyakit
Pakan yang digunakan harus dalam kondisi baru. Pakan yang sudah lama biasanya berbau, dikhawatirkan mterdapat bibit penyakit, dan kandungan gizinya menurun. Bila pakan ini dikonsumsi ayam dapat mengalami keracunan bahkan kematian. Agar pakan benar – benar bebas kuman sebaiknya pada pakan ayam ditambahkan anti biotik. Kandungan antibiotik dalam pakan ayam hanya sedikit sekitar 0,001%. Namun, jumlah yang efektif adalah 2-10 gram dalam 100 kg pakan (Lubis, 2001:23)
2.1.3        Kandungan NaCl rendah
            NaCl merupakan garam dapur yang harus ditambahkan dalam pakan. Namun, jika berlebihan NaCl dapat menyebabkan keracunan pada ayam dan dapat menimbulkan kematian.

2.2.   Pengelompokan pakan yang baik
Dalam pemberian pakan kepada ayam perlu diperhatikan umur ayam tersebut karena tiap umur suatu ayam memiliki kebutuhan pakan yang berbeda-beda cotohnya ayam usia muda membutuhkan banyak protein untuk proses perkembangan jaringan dan organ ayam tersebut. Penggolongan pakan ayam dapat dibedakan berdasarkan umur ayam tersebut.
Ø  Ayam berumur 0-8 minggu
Pada umur uni ayam membutuhkan banyak protein untuk pertumbuhannya sehingga komposisi pakannya adalah sebagai berikut : Metabolic Energy (ME) 2700-3000 kkal, protein 20-22%, lemak 4%, serat kasar 4-6 %, kalsium (Ca) 1%, Fosfor (P) 0,7%, garam dapur 0,4 %, mangan 5,5 mg, iodium 1,1 mg (Sudaryanti, 2001:81).
Ø  Ayam berumur 8-18 minggu
Pada umur ini komposisi pakan ayam adalah sebagai berikut : Metabolic Eergy (ME) 2600-2900 kkal, Lemak 5%, Serat kasar 7-9%, Kalsium (Ca) 1%, Fosfor (P) 0,6%, Garam Dapur 0,4 mg, Iodium 0,5 mg (Sudaryanti, 2001:81).
Ø  Ayam berumur >18 minggu
Pada umur ini ayam telah dirancang untuk tahap produksi sehingga komposisi pakannya adalah sebagai berikut : . Metabolic Eergy (ME) 2650-2950 kkal, Lemak 5%, Serat kasar 6-8%, Kalsium (Ca) 2,5-3,5%, Fosfor (P) 0,5-0,6%, Garam Dapur 0,4 mg, Iodium 0,5 mg (Sudaryanti, 2001:81).
Selain penggolongan menurut umur yang perlu diperhatikan berikutnya adalah kondisi cuaca, karen cuaca menyebabkan kebutuhan energi dari ayam berbeda-beda.
Ø  Cuaca panas dibutuhkan Metabolic energy (ME) sebesar 2750 kkal dan protein sebesar 18%.
Ø  Cuaca dingin dibutuhkan Metabolic Energy (ME) sebesar 3080 kkal dan protein sebesar 17% (Sudaryanti, 2001:81). Ini telihat kebutuhan energi pada cuaca dingin lebih besar, ini dikarenakan ayam membutuhkan energi tambahan unutuk menjaga tubuhnya tetap hangat.
2.3.  Pemberian pakan yang baik
Pemberian pakan harus diperhatikan agar ayam benar-benar tercukupi kebutuhan nutrisinya. Pemberian pakan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu masa awal, masa remaja, dan masa produksi.
Ø  Masa awal berumur 0-8 minggu
Pakan ditempatkan pada tempat pakan model baki dengan diameter 37,5 cm yang dapat dipakai untuk 8- ekor anak ayam. Tempat makan baki digunakan untuk anay ayam berumur 1-7 hari. Setelah itu digunakan tempat pakan ayam berbentuk tabung gantung agar tidak dikais-kais. Dalam masa ini usahakan tempat pakan terus terisi pakan, hal ini bertujuan agar ayam dapat tumbuh dengan maksimal. Selain jumlah pakan yang cukup, kualitas pakan juga harus baik. Beberapa nutritionist menganjurkan pemakaian energi metabolis 2850 kkal/kg dan protein 18% untuk anak ayam berumur 1 hari – 8 minggu
Ø  Masa remaja berumur 8-18 minggu
Pada masa ini model tempat pakan yang digunakan adalah model trough, karena jika menggunkana model ini ayam tidak perlu menoleh kebawah untuk mengambil makanan. Pada masa ini metabolis yang diberikan biasanya sebesar 2700-2750 kkal dengan protein sebesar 15%. Pengalihan pakan dari masa awal ke masa remaja sebaiknya dilakukan secara bertahap agar ayam tidak stres. Peralihan jenis pakan sebaiknya dilakukan apabila berat badan ayam ketika berumur 8 minggu telah tercapai. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kerangka badan ayam yang baik.
Ø  Masa produksi >18 minggu
Kebutuhan pakan selama masa bertelur harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk bertelur. Semakin tinggi produksi telur, semakin banyak pakan yang dibutuhkan. Pakan pada masa produksi dapat disesuaikan dengan umur ayam. Ayam umur 19-35 minggu diberikan pakan dengan kadar protein 19%, energi metabolis 2800 kkal/kg, dan kalsium sebesar 3,8-4,2%. Selanjutnya umur 35-80 minggu diberikan pakan dengan kadar protein 18%, energi metabolis 2750 kkal/kg dan kalsium 4,0-4,4 % (Sudaryanti, 2001:61).
Pemberian pakan pada ayam layer di daerah tropis yang paling tepat adalah 1 (satu) kali saja, yaitu pada pukul 15:00 waktu setempat. Hal ini dikarenakan :
1.      Secara alami, dorongan ayam untuk makan terutama adalah untuk mencukupi kebutuhan akan energi/kalori karena ayam bersuhu tubuh tinggi, 40°C (manusia 37°C). Komponen pakan yg lain, menyesuaikan.
2.      Secara alamiah, nafsu makan ayam terbanyak (70% – 80%) pada sore hari, 3 (tiga) jam sebelum gelap karena matahari tenggelam. Saat tanpa cahaya, mata ayam akan rabun.
3.      Malam sampai dini hari, pukul 18:00 – 01:00 waktu setempat (7 jam), tanpa lampu tambahan, biarkan ayam tidur. Makhluk hidup perlu istirahat yang cukup, 7 – 8 jam. Kalau toh lampu dinyalakan pada pukul 18:00 – 22:00, sisa cuaca panas sore hari masih ada, belum benar-benar dingin.
4.      Pada pagi hari, antara pukul 06:00 – 07:00 waktu setempat, sisa pakan diratakan. Seharusnya masih tersisa ketebalan pakan ±1,5 cm.
5.      Pada pukul 09:00, pakan diratakan lagi. Yang tebal dipindah ke bagian yang tipis dan standarnya pakan yang tersisa ±0,5 cm. Bila pada pukul 09:00 waktu setempat pakannya habis, langsung ditambah 2 gram/ekor, dibagi secara merata. Ini sebagai catatan bahwa jatah pakan yang akan diberikan pada sore hari pukul 15:00 perlu ditambah 2 gram/ekor.
6.      Pada pukul 12:00 waktu setempat, pakan harusnya habis. Puasakan makan selama 3 jam dari pukul 12:00 – 15:00 setiap hari.
7.      Bila pada pukul 12:00 waktu setempat pakan belum habis, dikuras. Hasil kurasan pakan ditimbang. Bisa diberikan nanti pada pukul 15:00. Karena ada pakan sisa, maka jatah pakan sore hari dikurangi sebanyak 2 (dua) kali sisa pakan supaya jatah pakan untuk besok bisa pas, pukul 12:00, habis.


DAFTAR RUJUKAN


Lestari, Endang.S. dan Idun Kistinnahl.2009.Biologi 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Lubis, A. Maulana dan Farry B. Paimin.2001.8 kiat mencegah penurunan produksi telur ayam.Jakarta: Penebar Swadaya.
Pertanian.uns.ac.id/~adimagna/IlmuTernak%20UnggasHormon.htm
Rasyaf, Muhammad.2002.Beternak Ayam Petelur.Jakarta: Penebar Swadaya.
Siswanto, H.B..2010. Pengantar manajemen.Jakarta: Bumi Aksara.
Sudaryanti, Titik dan Hari Santoso.2001.Pemeliharaan Ayam Ras Petelur di Kandang Baterai.Jakarta: Penebar Swadaya.
Suwarno.2009.Panduan Pembelajaran Biologi XI untuk SMA & MA.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Yayat, M.Herujito.2001.Dasar – Dasar Manajemen.Jakarta: Gramedia Widiyasarana Indonesia.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar